Nama Kucing
Suatu hari Dodo berkunjung ke rumah Marwan temannya, ketika itu dia melihat kucing Marwan.
Dodo bertanya: “Wan, siapa nama kucingmu?”
Marwan: “Namanya Puspita Sari Endah Dwi Setiyarini Pungkiwati.”
Dodo: “Haaa… panjang amat namanya, gimana cara manggilnya?”
Marwan: “Singkat saja ‘Pus’!”
Kucing Mati
Seorang nenek pergi kewarung, mau beli sabun cuci.
Tukang warungnya bertanya " mau buat nyuci apa Nek...?"
"Nenek mau nyuci Kucing, tadi kecemplung di comberan..."
"Kucing jangan dicuci Nek, ntar mati...!" sergah penjaga warung, namun dengan tenang nenek tersebut menjawab sambil ngloyor pergi "Ada-ada aja kamu, ya ga mungkin laah..."
Satu Jam kemudian Nenek tersebut kembali ke warung
Tukang warungnya langsung nanya "Mau beli pewanginya Nek...?" sambil senyum mengejek...
"Nggak, cuma mau beli rokok" jawab si Nenek
"Gimana Kucingnya..?" Tanya tukang warung
"Mati" Jawab Nenek singkat.
"Tuh kan mati..., dibilangin kucing jangan dicuci..."
"Sok Tau lu..., waktu dicuci kucingnya masih hidup...,
Tapi matinya pas Nenek peres mau dijemur
???
Asal Usul Nama Kucing
Pada zaman dahulu kala, ada seseorang tua yang sangat miskin.
Terpuruk menatapi kemiskinannya, ketika berjalan di tengah hutan ia menemukan seekor kucing berbulu emas yang sangat indah. Ia segera membawanya pulang mengharapkan peruntungan segera datang baginya.
Dia ingin memberi nama yang spesial bagi kucing tersebut agar peruntungan segera datang baginya. Ia pun meminta nasehat kepada kepala-kepala suku setempat.
Dia berkata, "Saya ingin memberi nama kucing ini Kucing Harimau, bagaimana menurut anda?"
Seorang kepala suku berkata, "Ah, keberanian harimau kalah dengan keberanian seekor naga, mengapa tidak kau namai saja Kucing Naga?"
Seorang kepala suku kedua berkata, " Tidak diragukan lagi, naga lebih gagah dibandingkan harimau, namun naga membutuhkan awan yang mengambang untuk membumbung tinggi di langit, bukankan awan lebih mulia, beri nama saja Kucing Awan".
Kepala suku ketiga berkata, "Benar sekali awan dapat menutupi langit, tapi awan akan segera hilang begitu angin bertiup. Angin lebih kuat dari awan. Namai saja kucingmu Kucing Angin."
Kepala suku keempat berkata, "Ah, seberapa kuat angin sekalipun tidak bisa menembus tembok. Beri nama saja kucingmu Kucing Tembok."
Kepala suku kelima segera berkata, "Seberapa kokoh tembok sekalipun, seekor tikus bisa membuat lubang di tembok. Bagaimana mungkin tembok bisa mengalahkan tikus. Nasehat saya, beri nama saja kucingmu itu Kucing Tikus"
Orang tua itu semakin bingung dan akhirnya berkata, "Ah dodol kalian semua... sudahlah aku kasih nama kucing saja, kok kucing malah jadi tikus?"
Terpuruk menatapi kemiskinannya, ketika berjalan di tengah hutan ia menemukan seekor kucing berbulu emas yang sangat indah. Ia segera membawanya pulang mengharapkan peruntungan segera datang baginya.
Dia ingin memberi nama yang spesial bagi kucing tersebut agar peruntungan segera datang baginya. Ia pun meminta nasehat kepada kepala-kepala suku setempat.
Dia berkata, "Saya ingin memberi nama kucing ini Kucing Harimau, bagaimana menurut anda?"
Seorang kepala suku berkata, "Ah, keberanian harimau kalah dengan keberanian seekor naga, mengapa tidak kau namai saja Kucing Naga?"
Seorang kepala suku kedua berkata, " Tidak diragukan lagi, naga lebih gagah dibandingkan harimau, namun naga membutuhkan awan yang mengambang untuk membumbung tinggi di langit, bukankan awan lebih mulia, beri nama saja Kucing Awan".
Kepala suku ketiga berkata, "Benar sekali awan dapat menutupi langit, tapi awan akan segera hilang begitu angin bertiup. Angin lebih kuat dari awan. Namai saja kucingmu Kucing Angin."
Kepala suku keempat berkata, "Ah, seberapa kuat angin sekalipun tidak bisa menembus tembok. Beri nama saja kucingmu Kucing Tembok."
Kepala suku kelima segera berkata, "Seberapa kokoh tembok sekalipun, seekor tikus bisa membuat lubang di tembok. Bagaimana mungkin tembok bisa mengalahkan tikus. Nasehat saya, beri nama saja kucingmu itu Kucing Tikus"
Orang tua itu semakin bingung dan akhirnya berkata, "Ah dodol kalian semua... sudahlah aku kasih nama kucing saja, kok kucing malah jadi tikus?"
Akibat Benci Kucing
Budi pada dasarnya tidak menyukai kucing. Ia semakin benci ketika istrinya memelihara seekor kucing. Budi merasa istrinya jadi lebih perhatian pada kucingnya daripada dirinya.
Suatu hari Budi memutuskan untuk membuang kucing tersebut secara diam-diam. Ketika istrinya sedang mandi, ia pamit pergi keluar sebentar dan dibawanya si kucing. Setelah Budi bermobil sekitar 10 km dari rumah, ia pun membuang kucing tersebut.
Anehnya ketika ia sampai di rumah, si kucing sudah ada di sana. Budi heran campur berang. Sore harinya ia pergi lagi. Kali ini si kucing dibuangnya lebih jauh lagi. Namun tetap saja, sesampainya di rumah, kucing istrinya tersebut telah berada di sana.
Budi berusaha membuangnya lebih jauh lagi, lebih jauh lagi, tapi tetap saja si kucing kembali ke rumah mendahului dirinya.
Suatu hari ia tidak saja membawa si kucing pergi jauh, tapi juga berputar-putar dulu. Budi belok kanan, belok kiri, belok kanan, belok kanan lagi, berputar-putar sebelum akhirnya membuang kucing yang dibawanya.
Beberapa jam kemudian ia menelepon istrinya. “Tik, kucingmu ada di rumah?” tanya Budi.
“Ada, kenapa? Tumben nanya si Manis segala,” jawab istrinya agak heran.
“Panggil dia Tik, aku mau tanya arah pulang. Aku kesasar….!”
Suatu hari Budi memutuskan untuk membuang kucing tersebut secara diam-diam. Ketika istrinya sedang mandi, ia pamit pergi keluar sebentar dan dibawanya si kucing. Setelah Budi bermobil sekitar 10 km dari rumah, ia pun membuang kucing tersebut.
Anehnya ketika ia sampai di rumah, si kucing sudah ada di sana. Budi heran campur berang. Sore harinya ia pergi lagi. Kali ini si kucing dibuangnya lebih jauh lagi. Namun tetap saja, sesampainya di rumah, kucing istrinya tersebut telah berada di sana.
Budi berusaha membuangnya lebih jauh lagi, lebih jauh lagi, tapi tetap saja si kucing kembali ke rumah mendahului dirinya.
Suatu hari ia tidak saja membawa si kucing pergi jauh, tapi juga berputar-putar dulu. Budi belok kanan, belok kiri, belok kanan, belok kanan lagi, berputar-putar sebelum akhirnya membuang kucing yang dibawanya.
Beberapa jam kemudian ia menelepon istrinya. “Tik, kucingmu ada di rumah?” tanya Budi.
“Ada, kenapa? Tumben nanya si Manis segala,” jawab istrinya agak heran.
“Panggil dia Tik, aku mau tanya arah pulang. Aku kesasar….!”
Keluarga Kucing
Guru: Sebutkan empat binatang yang termasuk dalam keluarga kucing.
Murid: Mama kucing, papa kucing, dan dua anak kucing.
Kumpulan Tebakan Kucing
“Kucing apa yang paling setia?”
“Ku-cingpan fotomu di dalam dompetku.” (hehehe… ini maksa namanya)
“Kalau kucing yang paling romantis, kucing apa?”
“Ku-cing a love song for you….”
“Kucing apa yang paling sayang sama pasangannya?”
“Ku-cingta dirimu sampai kumati!” (Duh, bokis banget ya)
“Nah, kalau kucing yang suka mencuri hati wanita, kucing apa tuh?”
“Kucing garong itu namanya….”
“Kalau kucing yang bisa nge-gedein barang, kucing apa?”
“Kucing-nya Mak Erot tuh….” (Lho, kok jadi nyasar ke Mak Erot sih!)
“Kucing apa yang gak tau malu?”
“Ku-cinggah ke rumahmu, boleh kan?” (Padahal belum kenal lho!)
“Kalau kucing yang suka makan ikan, kucing apa?”
“Nah, kalau ini kucing beneran….” (Ketipuu… nih yee…!)
Kumpulan Tebakan Kucing
“Kucing apa yang paling setia?”
“Ku-cingpan fotomu di dalam dompetku.” (hehehe… ini maksa namanya)
“Kalau kucing yang paling romantis, kucing apa?”
“Ku-cing a love song for you….”
“Kucing apa yang paling sayang sama pasangannya?”
“Ku-cingta dirimu sampai kumati!” (Duh, bokis banget ya)
“Nah, kalau kucing yang suka mencuri hati wanita, kucing apa tuh?”
“Kucing garong itu namanya….”
“Kalau kucing yang bisa nge-gedein barang, kucing apa?”
“Kucing-nya Mak Erot tuh….” (Lho, kok jadi nyasar ke Mak Erot sih!)
“Kucing apa yang gak tau malu?”
“Ku-cinggah ke rumahmu, boleh kan?” (Padahal belum kenal lho!)
“Kalau kucing yang suka makan ikan, kucing apa?”
“Nah, kalau ini kucing beneran….” (Ketipuu… nih yee…!)
No comments:
Post a Comment