Hari ini posting hal yang berkaitan dengan sakit maag, yang diderita sahabat FIANZONER. Semoga artikel yang saya kutip dari www.ahlinyalambung.com bermanfaat dan lekas sembuh.
Gejala dan Sebab
Sakit maag yang banyak ditemukan di masyarakat adalah sakit maag fungsional.
Sakit maag fungsional disebabkan oleh berbagai factor. Keluhan yang timbul bisa terjadi karena akibat peningkatan asam lambung yang berlebihan didalam lambung. Boleh disebutkan terjadinya banjir asam lambung. Keadaan ini dapat disebabkan oleh makanan dan minuman tertentu, misal makan makanan yang terlalu asam, pedas , minum kopi atau alkohol. Sering terlambat makan atau makan tidak teratur juga dapat menjadi penyebab timbulnya sakit maag fungsional. Selain itu stress fisik dan psikis juga dapat merangsang produksi asam lambung berlebih sehingga mengakibatkan gangguan maag.
Sakit maag fungsional disebabkan oleh berbagai factor. Keluhan yang timbul bisa terjadi karena akibat peningkatan asam lambung yang berlebihan didalam lambung. Boleh disebutkan terjadinya banjir asam lambung. Keadaan ini dapat disebabkan oleh makanan dan minuman tertentu, misal makan makanan yang terlalu asam, pedas , minum kopi atau alkohol. Sering terlambat makan atau makan tidak teratur juga dapat menjadi penyebab timbulnya sakit maag fungsional. Selain itu stress fisik dan psikis juga dapat merangsang produksi asam lambung berlebih sehingga mengakibatkan gangguan maag.
Selain asam lambung yang berlebih lambung juga bisa terganggu akibat naiknya cairan empedu dari usus dua belas jari menuju lambung bahkan dapat naik sampai kerongkongan. Adanya cairan empedu yang naik dapat menyebabkan gangguan pada lambung sampai menyebabkan kerusakan dinding dalam lambung.
Motilitas atau pergerakan lambung juga salah satu factor penyebabkan gangguan sakit maag fungsional. Adanya pengosongan lambung yang lambat berakibat kontak makanan dan cairan lambung lebih lama dari biasanya dan hal ini tentunya akan menyebakan gangguan pada lambung.
Gagguan gerakan motorik system saluran cerna lain yang juga dapat menyebabkan sakit maag fungsional antara lain : penyebaran makanan yang tidak seimbang dalam perut, pengakomodasian dalam perut yang tidak seimbang, antral hypomotility (biasanya yang menyebabkan seseorang muntah-muntah karena gerakan perut yang abnormal), gastric dysrhythmias atau gerakan lambung yang lebih lambat dibandingkan gerakan normal perut (tachygastrias, bradygastrias, dan mixed dysrhythmias), dan perubahan gerakan usus dua belas jari dalam tubuh.
Perubahan fungsional atau gerakan sistem pencernaan dalam tubuh terutama yang terjadi setelah makanan dicerna biasanya akan menyebabkan melambatnya pengosongan ruang perut sehingga ukuran otot perut mengembang lebih dari ukuran normal dan Anda pun akan merasa kembung dan mual.
Menurut laporan, pengosongan ruang lambung terjadi pada 30% pasien maag, dan 70% dari pasien tersebut disebabkan oleh gerakan abnormal dari sistem pencernaan.
Penyebab sakit maag organik
Sebelum menjelaskan tentang penyebab sakit maag yang organik, kelainan yang bisa ditemukan pada saat pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas sehingga sakit maagnya dikelompokkan menjadi sakit maag organik yaitu ditemukannya luka pada kerongkongan, ditemukan tukak pada lambung dan atau usus dua belas jari. Selain itu adanya polip atau tumor ganas pada pemeriksaan endoskopi pasien dengan keluhan sakit maag tersebut juga merupakan sakit maag yang organik. Walaupun secara statistik adanya tumor pada saluran cerna bagian atas ditemukan kurang dari 1 % pada pasien dengan keluhan sakit maag tersebut kita harus tetap mewaspadai adanya kemungkinan kanker lambung pada pasien dengan krluhan sakit maag tersebut.
Sebelum menjelaskan tentang penyebab sakit maag yang organik, kelainan yang bisa ditemukan pada saat pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas sehingga sakit maagnya dikelompokkan menjadi sakit maag organik yaitu ditemukannya luka pada kerongkongan, ditemukan tukak pada lambung dan atau usus dua belas jari. Selain itu adanya polip atau tumor ganas pada pemeriksaan endoskopi pasien dengan keluhan sakit maag tersebut juga merupakan sakit maag yang organik. Walaupun secara statistik adanya tumor pada saluran cerna bagian atas ditemukan kurang dari 1 % pada pasien dengan keluhan sakit maag tersebut kita harus tetap mewaspadai adanya kemungkinan kanker lambung pada pasien dengan krluhan sakit maag tersebut.
Riwayat obat-obatan terutama penggunakan obat rematik atau obat-obatan untuk menghilangkan rasa nyeri terutama nyeri sendi juga harus dicurigai sebagai penyebab dari keluhan sakit maag yang timbul. Selain itu sering juga akibat penggunakaan obat sakit kepala yang rutin juga bisa membuat masalah di lambung dan menyebabkan kelainan organik. Obat pengencer darah yang juga sering digunakan oleh pasien dengan penyakit jantung koroner seperti asam asetil salisilat juga bisa menyebabkan masalah pada lambung.
Kuman Helicobacter pylori merupakan kuman yang juga harus dipikirkan sebagai penyebab seseorang mengalami sakit maag tersebut. Kuman Helicobacter pylori ini merupakan satu-satunya kuman yang hidup dilambung dan jika kuman ini hidup didalam lambung kita, keberadaan kuman ini akan membuat masalah. Kelainan yang timbul akibat adanya kuman didalam lambung ini cukup bervariasi dari tanpa keluhan, adanya merah-merah pada dinding dalam lambung, tukak pada lambung dan usus dua belas jari. Bahkan adanya kuman ini dapat menyebabkan tumor pada lambung. Berbeda dengan kuman pecernaan lainnya kuman Helicobater pylori ini bisanya tidak menyebab keluhan dan setelah bertahun-tahun dilambung baru menimbulkan masalah. Oleh karena itu adanya kuman ini harus selalu dipastikan apabila seseorang mengalami masalah dengan sakit maagnya.
Apabila seseorang mengalami sesuatu yang tidak beres pada daerah ulu hatinya maka, yang juga harus dipikirkan adalah apakah ada keluhan lain yang sering kita sebut tanda bahaya (alarm symptom) pada seseorang tersebut. Tanda bahaya yang harus diperhatikan antara lain selain nyeri di ulu hati apakah ada keluhan buang air besar yang hitam, keluhan muntah-muntah apalagi dengan keluhan muntah darah, berat badan turun tanpa sebab yang jelas, dan adanya lemas disertai pucat. Selain itu jika seseorang merasakan keluhan nyeri ulu hati tersebut pertama kali pada saat sudah berusia lebih dari 45 tahun maka sakit maag yang dialami saat ini harus dipikirkan karena penyebabnya organik.
Selain gangguan pada saluran pencernaan atas keluhan sakit pada daerah ulu hati tersebut dapat disebabkan oleh penyakit lain antara lain adanya kelainan pada kandung empedu baik berupa pasir-pasir, batu atau hanya berupa radang pada kandung empedu juga bisa menimbulkan keluhan didaerah ulu hati. Beberapa kali penulis mendapatkan pasien yang sudah diobati oleh dokter lain sebagai sakit maag biasa ternyata saat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi ternyata ditemukan adanya batu pada kandung empedu. Tentunya setelah masalah batu empedunya diobati keluhan sakit maagnya menjadi berkurang. Berbagai penyakit kronis lain seperti Diabetes Mellitus (DM) penyakit gondok berupa kelainan peningkatan hormone gondok bisa menyebabkan gangguan pada maag pasien tersebut. Penyakit pada pencernaan lain seperti gangguan liver adanya gangguan penyerapan pada makanan (malabsorbsi) juga bisa menimbulkan keluhan pada lambungnya.
Makanan dan minuman yang harus dihindari adalah:
a.Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak serat, antara lain sayuran tertentu (sawi, kol), buah-buahan tertentu (nangka, pisang ambon), makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan), minuman yang mengandung gas (seperti minuman bersoda).
b.Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain : kopi, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih, sari buah sitrus, susu.
c.Makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju.
d.Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung yaitu makanan yang mengandung cuka dan pedas, merica dan bumbu yang merangsang.
e.Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain alkohol, coklat, makanan tinggi lemak, gorengan.
Kegiatan yang meningkatkan gas didalam lambung juga harus dihindarkan antara lain makan permen khususnya permen karet serta merokok.
Gejala – gejala sakit maag
Sakit mag pada umumnya merupakan hal yang banyak dijumpai pada masyarakat dari berbagai usia, profesi, maupun lapisan masyarakat. Sebagian besar masyarakat pernah mendengar dan mengetahui pencetus terjadinya sakit mag seperti terlambat makan, makan tidak teratur, makanan atau minuman yang merangsang produksi asam lambung, serta stress.
Meski demikian, mungkin banyak dari kita yang belum sepenuhnya memahami gejala-gejala sakit maag. Rasa Perih pada lambung/pada ulu hati merupakan hal yang sering disebut sebagai sakit mag. Faktanya, gejala sakit mag tersebut tidak harus terasa perih dulu. rasa tidak nyaman pada lambung/ulu hati yang dibarengi dengan mual atau kembung dan sering sendawa atau cepat merasa kenyang juga merupakan gejala sakit mag.
Sakit maag biasa disebut dyspepsia yaitu gejala-gejala kelebihan asam lambung. Saat tingkat asam lambung meningkat, maka lambung akan mengalami gejala Kembung dan sendawa. Gejala yang terjadi karena essensi dari sakit maag ini adalah adanya peningkatan asam lambung yang berlebihan menghasilkan gelembung-gelembung gas di dalam lambung sehingga seseorang merasakan kembung.
Rasa penuh pada perut atau yang biasa disebut sebah atau begah juga merupakan gejala sakit mag yang sering kali tidak disadari. Hal ini bisa dirasakan pada saat sebelum maupun sesudah makan. Penyebabnya juga asam lambung yang berlebihan.
Selain rasa kembung, mual, rasa penuh pada perut atu sebah dan begah, ada juga gejala lain yang sering kali tidak disadari sebagai gejala sakit mag. Gejala tersebut adalah rasa pahit yang dirasakan di mulut. Rasa pahit ini timbul karena asam lambung yang berlebihan mendorong naik ke kerongkongan sehingga kadang kala timbul rasa asam ataupun pahit pada kerongkongan dan mulut.
Dengan demikian, bila anda merasakan gejala-gejala seperti mual, kembung, sebah atau begah, maupun rasa pahit di lidah, walaupun anda tidak merasakan rasa perih pada lambung, bisa jadi anda mengalami gejala sakit mag akibat asam lambung yang berlebih. Oleh karena itu, makan teratur dan menghindari faktor pencetus terjadinya sakit mag merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya sakit maag.
Berikut penjelasan lebih dalam tentang gejala2 tersebut :
Sendawa
Sendawa (burping/belching) adalah keluarnya gas dari saluran cerna (kerongkongan dan lambung) ke mulut yang disertai adanya suara dan kadang-kadang bau.
Timbulnya suara tersebut disebabkan oleh getaran udara / gas pada katub kerongkongan saat keluarnya gas. Hal ini merupakan hal yang sangat umum bisa terjadi pada siapa saja, dan merupakan usaha untuk melepaskan udara yang terperangkap di lambung yang biasanya menimbulkan ketidak nyamanan di saluran cerna.
Penyebab sendawa:
- Makan/minum terlalu cepat
- Menelan udara
- Minum minuman berkarbonasi
- Obat-obatan tertentu seperti metformin
- Orang yang sedang cemas
- Jika disertai gejala-gejala dispepsia merupakan salah satu tanda penyakit maag
- Makan/minum terlalu cepat
- Menelan udara
- Minum minuman berkarbonasi
- Obat-obatan tertentu seperti metformin
- Orang yang sedang cemas
- Jika disertai gejala-gejala dispepsia merupakan salah satu tanda penyakit maag
Selain karena banyaknya gas yang terperangkap di lambung sendawa juga dapat disebabkan karena kebiasaan semata. Untuk beberapa orang sendawa dianggap sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidaknyamanan di perut walaupun bukan karena peningkatan kadar gas.
Sendawa tidak sesederhana yang dipikirkan, namun berhubungan erat dengan koordinasi beberapa aktivitas. Laring harus selalu tertutup supaya cairan ataupun makanan yang naik dari lambung tidak masuk ke paruparu. Saat menelan laring terangkat secara otomatis dan sejalan dengan itu katup kerongkongan atas terbuka sehingga mempermudah gas keluar dari kerongkongan ke tenggorokan.Katup kerongkongan bawah juga terbuka sehingga gas dapat naik dari lambung ke kerongkongan. Saat itu semua terjadi diafragma turun ketika menarik nafas. Terjadi peningkatan tekanan di rongga perut dan penurunan tekanan di rongga dada yang menyebabkan keluarnya udara dari lambung (di rongga perut) ke kerongkongan (di rongga dada).
Jika rasa tidak nyaman di perut bukan karena peningkatan gas , sendawa tidak menyelesaikan masalah. Jika demikian berarti ada hal lain di perut yang perlu ditatalaksana dan harus dicari penyebabnya. Sendawa merupakan suatu gejala yang bisa disebabkan oleh penyakit di saluran cerna dan kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan di rongga perut.
Kembung
Untuk memahami kembung ada 2 hal yang harus diketahui:
- Gejala/bloating: merupakan perasaan (subyektif) perut seperti lebih besar dari normal, jadi merupakan suatu tanda atau gejala ketidaknyamanan, merupakan hal yang lebih ringan dari distention.
- Tanda/distention: merupakan hasil pemeriksaan fisik (obyektif) dimana didapatkan bahwa perut lebih besar dari normal, bisa didapatkan dari observasi saat menggunakan baju jadi kesempitan dan lambung jelas lebih besar dari biasanya
Ada 3 hal yang dapat menyebabkan membesarnya ukuran perut dan harus dibedakan, yaitu air,udara, dan jaringan dalam perut.
Kembung dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
Kembung dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
- Berkelanjutan, biasanya akibat adanya massa atau pembesaran organ dalam perut seperti tumor, cairan (asites), atau jaringan lemak (kegemukan)
- Sementara/hilang timbul , yang berhubungan dengan peningkatan gas atau cairan dalam lambung, usus halus maupun usus besar.
Penyebab kembung:
- Produksi gas yang berlebihan
Produksi gas yang berlebihan biasanya disebabkan oleh bakteri, melalui 3 mekanisme. Pertama, jumlah gas yang dihasilkan oleh setiap individu tidak sama sebab ada bakteri tertentu yang menghasilkan banyak gas sementara yang lainnya tidak. Kedua, makanan yang sulit dicerna dan diabsorbsi di usus halus menyebabkan banyaknya makanan yang sampai di usus besar sehingga makanan yang harus dicerna bakteri akan bertambah dan gas yang dihasilkan bertambah banyak. Contohnya adalah pada kelainan intoleransi laktosa, sumbatan pancreas, dan saluran empedu. Ketiga, karena keadaan tertentu bakteri tumbuh dan berkembang di usus halus dimana biasanya seharusnya di usus besar. Biasanya hal ini berpotensi meningkatkan flatus (buang angin/kentut) - Sumbatan mekanis
Sumbatan dapat terjadi di sepanjang lambung sampai rectum, jika bersifat sementara dapat menyebabkan kembung yang bersifat sementara. Contohnya adalah adanya parut di katub lambung yang dapat mengganggu aliran dari lambung ke usus. Sesudah makan makanan bersama udara tertelan, kemudian setelah 1-2 jam lambung mengeluarkan asam dan cairan dan bercampur dengan makanan untuk membantu pencernaan. Jika terdapat sumbatan yang tidak komplit makan makanan dan hasil pencernaan dapat masuk ke usus dan dapat mengatasi kembung. Selain itu kondisi feces yang terlalu keras juga dapat menjadi sumbatan yang dapat memperparah kembung. - Sumbatan fungsional
Yang dimaksud sumbatan fungsional adalah akibat kelemahan yang tejadi pada otot lambung dan usus sehingga gerakan dari saluran cerna tidak baik yang menyebabkan pergerakan makanan menjadi lambat sehingga terjadi kembung. Hal ini bisa terjadi pada penyakit gastroparesis, irritable bowel syndrome(IBS) dan Hirschprung's. Selain itu faktor makanan seperti lemak juga akan memperlambat pergerakan makanan, gas, dan cairan ke saluran cerna bawah yang juga berakibat kembung. Serat yang digunakan untuk mengatasi sembelit juga dapat menyebabkan kembung tanpa adanya peningkatan jumlah gas, namun adanya kembung ini disebabkan oleh melambatnya aliran gas ke usus kecil akibat serat. - Hipersensitifitas saluran cerna
Beberapa orang ada yang memang hipersensitif terhadap kembung , mereka merasakan kembung padahal jumlah makanan, gas, dan cairan di saluran cerna dalam batas normal, biasanya bila mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak.
Flatus/Kentut
Flatus merupakan keluarnya gas dalam saluran cerna melalui anus yang bersumber dari udara yang tertelan atau hasil produksi dari bakteri. Namun terjadinya flatus lebih sering diakibatkan oleh produksi dari bakteri di saluran cerna atau usus besar berupa hidrogen dan atau methan pada keadaan banyak mengkonsumsi kandungan gula dan polisakarida. Contoh gula adalah seperti laktosa (gula susu) , sorbitol sebagai pemanis rendah kalori, dan fruktosa pemanis yang biasanya digunakan pada permen dan minuman.
Zat tepung juga sering menjadi sumber gas, kandungan polisakarida dari gandum, kentang, jagung dan beras. Beras menghasilkan gas yang relatif lebih sedikit dibanding yang lainnya. Zat tepung dari padi-padian yang belum diproses menyebabkan lebih banyak gas dibandingkan dengan biji-bijian yang sudah mengalami proses karena kandungan seratnya masih utuh, dimana serat merupakan bahan yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan namun akan dimetabolisme oleh bakteri sehingga menghasilkan gas.
Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang mengandung selulosa tidak menghasilkan banyak gas sebab selulosa dimetabolisme sedikit oleh bakteri, kecuali jika buah atau sayuran tersebut mengandung lebih banyak gula atau polisakarida dibanding selulosa. Gas tertelan dalam jumlah wajar tidak dapat dihindari dan gas dari hasil produksi bakteri juga akan terus berlangsung namun secara fisiologis gas itu akan dikeluarkan dari saluran cerna melalui flatus dengan mekanisme kontraksi otot usus untuk menghindari menumpuknya gas di saluran cerna. Gas juga dapat diserap ke aliran darah dan akan dikeluarkan melalui pernafasan.
Gas tertelan dalam jumlah wajar tidak dapat dihindari dan gas dari hasil produksi bakteri juga akan terus berlangsung namun secara fisiologis gas itu akan dikeluarkan dari saluran cerna melalui flatus dengan mekanisme kontraksi otot usus untuk menghindari menumpuknya gas di saluran cerna. Gas juga dapat diserap ke aliran darah dan akan dikeluarkan melalui pernafasan.
Flatus merupakan keluarnya gas dalam saluran cerna melalui anus yang bersumber dari udara yang tertelan atau hasil produksi dari bakteri. Namun terjadinya flatus lebih sering diakibatkan oleh produksi dari bakteri di saluran cerna atau usus besar berupa hidrogen dan atau methan pada keadaan banyak mengkonsumsi kandungan gula dan polisakarida. Contoh gula adalah seperti laktosa (gula susu) , sorbitol sebagai pemanis rendah kalori, dan fruktosa pemanis yang biasanya digunakan pada permen dan minuman.
Zat tepung juga sering menjadi sumber gas, kandungan polisakarida dari gandum, kentang, jagung dan beras. Beras menghasilkan gas yang relatif lebih sedikit dibanding yang lainnya. Zat tepung dari padi-padian yang belum diproses menyebabkan lebih banyak gas dibandingkan dengan biji-bijian yang sudah mengalami proses karena kandungan seratnya masih utuh, dimana serat merupakan bahan yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan namun akan dimetabolisme oleh bakteri sehingga menghasilkan gas.
Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang mengandung selulosa tidak menghasilkan banyak gas sebab selulosa dimetabolisme sedikit oleh bakteri, kecuali jika buah atau sayuran tersebut mengandung lebih banyak gula atau polisakarida dibanding selulosa. Gas tertelan dalam jumlah wajar tidak dapat dihindari dan gas dari hasil produksi bakteri juga akan terus berlangsung namun secara fisiologis gas itu akan dikeluarkan dari saluran cerna melalui flatus dengan mekanisme kontraksi otot usus untuk menghindari menumpuknya gas di saluran cerna. Gas juga dapat diserap ke aliran darah dan akan dikeluarkan melalui pernafasan.
Gas tertelan dalam jumlah wajar tidak dapat dihindari dan gas dari hasil produksi bakteri juga akan terus berlangsung namun secara fisiologis gas itu akan dikeluarkan dari saluran cerna melalui flatus dengan mekanisme kontraksi otot usus untuk menghindari menumpuknya gas di saluran cerna. Gas juga dapat diserap ke aliran darah dan akan dikeluarkan melalui pernafasan.
Diagnosis Sendawa Kembung, dan Flatus
Untuk mengatasi sendawa, kembung dan flatus beberapa hal yang harus diteliti adalah:
- Riwayat penyakit
Jika kembung berkesinambungan pembesaran organ dalam abdomen, cairan abdomen, tumor, atau kegemukan mungkin menjadi penyebabnya. Jika kembung terjadi bersamaan dengan meningkatnya flatus hal ini biasanya disebabkan oleh aktifitas bakteri. Riwayat diet seperti susu atau olahan susu, sorbitol, laktosa, kemungkinan tidak tercernanya gula dengan baik dapat juga menyebabkan kembung. - Pemeriksaan dengan sinar X
- Pemeriksaan pengosongan lambung
- USG, CT scan, dan MRI
- Test Gangguan penceraan dan gangguan penyerapan
- Test nafas dengan hidrogen dan methan
Mengatasi Sendawa Kembung, dan Flatus
Untuk mengatasi peningkatan gas dalam saluran cerna tergantung dari penyebabnya. Jika peningkatan gas disebabkan oleh sakit maag maka penyakitnya sendiri harus diatasi dulu. Selain itu pemberian simeticone juga mampu mengatasi gas.
Jika akibat konsumsi gula yang berlebihan seperti laktosa, sorbitol, dan fruktosa dapat diatasi dengan menghindari bahan tersebut dari diet sehari-hari. Jika akibat intoleransi laktosa dapat ditambahkan enzim sehingga laktosa dapat dimetabolisme dengan baik.
Untuk mengatasi peningkatan gas dalam saluran cerna tergantung dari penyebabnya. Jika peningkatan gas disebabkan oleh sakit maag maka penyakitnya sendiri harus diatasi dulu. Selain itu pemberian simeticone juga mampu mengatasi gas.
Jika akibat konsumsi gula yang berlebihan seperti laktosa, sorbitol, dan fruktosa dapat diatasi dengan menghindari bahan tersebut dari diet sehari-hari. Jika akibat intoleransi laktosa dapat ditambahkan enzim sehingga laktosa dapat dimetabolisme dengan baik.
Minum yoghurt dengan kandungan laktosa yang sebagian dapat dicerna oleh bakteri juga mengasilkan gas yang lebih sedikit dibanding susu.
Pertumbuhan bakteri yang berlebihan biasanya diterapi dengan pemberian antibiotik. Namun terapi ini kurang efektif dan bersifat sementara, dapat juga dengan pemberian probiotik
Pertumbuhan bakteri yang berlebihan biasanya diterapi dengan pemberian antibiotik. Namun terapi ini kurang efektif dan bersifat sementara, dapat juga dengan pemberian probiotik
Sumber: Dr.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB (Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM), Dr Helmin Agustina Silalahi
No comments:
Post a Comment